Sorong:(mhp.com) pbd.
Kementrian perhubungan Republik Indonesi di minta secepatnya memberikan Surat pencopotan jabatan (SPJ) kepada kepala perhubungan sorong yang mana tidak menghargai dan seakan berlagak sombong di depan wartawan saat ditemui dan tidak menghiraukan saat konfirmasi.
Tindak tanduk, dan Tutur kata kepala PELNI Kota sorong tersebut, seakan melukai hati sejumlah wartawan, yang sudah lama menunggu dirinya di ruangan tempat kumpul pegawai.
Awal mula kedatangan sejumlah wartawan dari berbagai media Nasional, dengan tujuan menanyakan Berapa besar anggaran pendapatan belanja negara (APBN) yang di turunkan Negara untuk pembiayaan operasional kantor pelayanan publik tersebut.
Bukan cuma sebatas itu ada keluhan dari masyarakat, terkait penjualan tiket kapal yang nota benenya adalah tiket Non Seed yang mana tiket tersebut seakan tidak mendapat tempat tidur, jika dapat maka alternatif yang di pakai adalah melapor dan mengeluh serta mengemis di atas kapal barulah di berikan.
Muncul pertanyaan tiket Seed dan non seed di kenakan besar biaya yang sama, kok lucunya kami seakan mengemis di atas kapal pelni saat berlayar ke tempat tujuan yang kami tuju.
Dari hasil keluhan tersebut sejumlah awak media relah menunggu Kepala pelni, agar dapat mengklarifikasi keluhan itu, dan jadi bahan evaluasi kinerja pelni Sorong lebih baik kedepan.
Saat orang nomor 1 di kantor itu tiba, dan jawaban yang di lontarakan kepala pelni jika dirinya lagi sibuk menanti rapat di kantor PELINDO sorong sekitar jam 14:00, wartawan Nasioanl, Surat Kabar Umum holong papua.com mengatakan, kami cuma memerlukan waktu 10 menit dengan bapak, jika berkenan ada tempat dan ruangan dan bisa kita cerita seperti begitu bapak, kata awak media Kepala perwakilan provinsi papua barat dan papua barat daya itu.
Bukan awak media ini kita ada juga beberapa wartawan yang menanyakan kepala pelni sorong itu, jika berkenan kapan bapak punya waktu? ia Kepala pelni, menjawab Untuk dalam minggu ini saya sibuk, dan tidak punya banyak waktu, kalau boleh ke kepala bagian operasional saja dan kepala operasional juga tidak ada waktu dan mau ada urusan ucapnya.
Walaupun jawaban yang di lontarkan (Slamet) kepala pelni tersebut gerak geriknya seakan sombong dan tidak memperdulikan kedatangan wartawan, namun sejumlah awak media pun mengikuti apa yang di anjurkan bapak yang terkesan alergi dengan orang kuli tinta tersebut.
Ketika seruhan itu di sampaikan security kepada bagian oprasional, dan jawaban yang di dapat adalah kepala operasional pun ikut rapat, luar biasa kinerja puruk yang di tunjukan oleh kepala pelni dan anak buanya kepada orang media, seharusnya kepala pelni sadar diri bahwa memberikan keterangan kepada media itu merupakan kepatuhan terhadap negara dalam menjalankan undang-undang keterbukaan informasi publik.(hp.gr).